I.
Pendahuluan
Rut
adalah salah seorang tokoh dalam kitab-kitab sejarah. Rut ini bukanlah hanya
nama tokoh dalam kitab sejarah melainkan sekaligus nama sebuah kitab dalam
kitab-kitab sejarah. Kitab Rut ini terjadi pada masa pemerintahan para
hakim-hakim, yaitu pada masa kemurtadan bangsa Israel kepada Tuhan yang
mengakibatkan terjadinya kekacauan, peperangan dan penghukuman Tuhan. Melalui
Kisah Rut ini kita melihat masih ada terjadi masa damai yang bebas dari
gangguan musuh, dan kisah Rut ini terjadi pada masa damai tersebut.
Rut
adalah seorang perempuan Moab yang begitu menyayangi mertuanya, di mana ketika
suami dan anak-anak Naomi meninggal, Rut
tidak mau meninggalkan dia, tetapi dia selalu setia menemani mertuanya, Naomi.
Walaupun Naomi menyuruh Rut untuk kembali ke daerah asalnya dan meninggalkan
Naomi, tetapi dia tidak mau meninggalkannya.
Dalam
paper ini, penulis akan mencoba untuk menjelaskan tentang latar belakang dari
seorang yang bernama Rut, apa yang dialami Rut dalam kehidupannya dan bagaimana
dia menghadapi masalah dalam kehidupannya, serta bagaimana kita mengaplikasikan
apa yang dialami Rut tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
II.
Latar
Belakang Rut
Kisah tentang
Rut terjadi di tengah-tengah
zaman kekerasan yang dikisahkan dalam
buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang
wanita Moab yang menikah dengan seorang
Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang
berbangsa Israel itu, dan selalu
beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari
antara sanak saudara mendiang suaminya.
Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut
menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar. Kisah-kisah dalam
buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah
meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang
diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya
kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Bencana kelaparan memaksa Elimelekh dan istrinya
Naomi untuk pergi dari rumah mereka di Israel menuju negeri Moab. Elimelekh
meninggal dan Naomi ditinggalkan dengan ke dua orang puteranya, yang kemudian
menikah dengan dua gadis Moab, yaitu Orpa dan Rut. Setelah itu, ke dua
puteranya meninggal dan Naomi hidup sendiri bersama Orpa dan Rut di tanah
asing. Saat perjalanan pulang ke Betlehem, Orpa kembali kepada orang tuanya,
tetapi Rut berketetapan hati untuk tinggal bersama Naomi. Ini adalah sebuah
kisah tentang kasih, komitmen, dan pengabdian yang indah ketika Rut berkata
kepada naomi, “kemanapun engkau pergi aku akan pergi, dan kemanapun engkau
tinggal aku akan tinggal” (1:16). Rut akhirnya menikah dengan seorang pria kaya
bernama Boas, yang kemudian melahirkan seorang putera bernama Obed yang
merupakan kakek Daud. Kesetiaan Rut yang teruji mendapatkan upah seorang suami
yang baru, seorang putera, dan sebuah posisi terhormat dalam silsilah garis keturunan
raja, yaitu Yesus Kristus.
Secara
historis, kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu
keluarga Israel pada zaman para hakim. Secara geografis, latar belakang 18 ayat
pertama kitab ini adalah di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab
ini terjadi dekat atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini
menjadi salah satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani,
yaitu Hagiographa (“Tulisan-Tulisan Kudus”). Tiap-tiap tulisan ini
dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena drama
inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen, kitab ini biasanya dibaca pada
Hari Raya Panen.
Karena kitab
ini hanya merunut keturunan Rut sampai Raja Daud (Rut 4:21-22), mungkin sekali
kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Penulis kitab ini tidak pernah
disebutkan dalam Alkitab, sekalipun tradisi Yahudi (mis. Talmud) menyebutkan
Samuel sebagai penulisnya.
Rut ditulis
untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum
Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja
Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari
zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam
penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di
Israel pada masa itu.[1]
Rut merupakan salah
satu kitab dalam perjanjian lama dan sekaligus nama penulis dan salah satu nama
seorang tokoh dalam perjanjian lama. Kisah Rut merupakan suatu kisah yang
sangat menarik untuk direnungkan. Mengapa saya katakan demikian? Karena kisah
Rut ini merupakan suatu kisah yang menggugah hati, di mana kisah ini
menceritakan tentang seorang asing yang tinggal di daerah asing dan bisa
bertahan hidup di sana.
i.
Latar Belakang Kitab Rut
Kitab Rut merupakan tambahan
kepada kitab hakim-hakim, yang melengkapinya dari dua segi. Pertama dari kitab
hakim-hakim kita mendapat kesan tentang hidup peperangan dan kejahatan, dan
kitab Rut menunjukkan bahwa ada juga kehidupan yang aman dan sentosa pada zaman
hakim-hakim. Kedua, dalam kitab hakim-hakim ditunjukkan bahaya pernikahan
dengan orang-orang di Palestina yang menyembah berhala. Dalam hal ini kitab Rut
menekankan bahwa bahaya itu bukanlah soal suku atau ras. [2]
Kitab Rut memberi
keterangan mengenai keturunan Daud yang berasal dari seorang perempuan Moab.
Relasi antara orang Israel dan orang Moab kurang baik, hanya dimasa dahulukala
ada relasi persaudaraan antara kedua bangsa ini.[3]
Karena itu penulis kitab ini yang hidup pada masa sesudah pembuangan di
Babylon, dan dengan sadar menghubungkan raja Daud dengan Rut, orang Moab itu,
dengan maksud untuk memberikan protes terhadap orang Moab, yang menurut Ulangan
dan Nehemia tidak bolah masuk ke dalam jemaat Yehuda.
Kisah Rut ini
menceritakan sejumlah peristiwa yang terjadi pada zaman hakim-hakim, suatu
periode sekitar 200 tahun sebelum Daud menjadi raja Israel pada tahun 1000 SM.
Beberapa Istilah dan adat istiadat orang Ibrani yang disebut dengan kisah Rut
berasal dari zaman ini. Akan tetapi beberapa istilah dan peraturan yang
disebutkan di dalamnya berasal dari waktu yang jauh lebih kemudian kira-kira
tahun 250 SM. Dengan demikian kisah ini diperkirakan baru ditulis beberapa abad
setelah peristiwa yang dituturkan terjadi.[4]
Kisah Rut ini
dituliskan untuk umat Israel bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Allah
mempergunakan orang Yahudi dan orang-orang dari bangsa lain untuk melaksanakan
rencana-Nya di dunia. Rut bukian orang Israel melainkan orang Moab. Jaminan
perlindungan dari keluarganya sendiri, ia lepaskan untuk hidup di Israel
bersama dengan mertuanya, Naomi seorang janda israel yang kedua anak
laki-lakinya telah meninggal. Ayat-ayat terakhir kisah ini menceritakan
bagaimana Rut dan keturunanya menjadi nenek-moyang Daud, raja terbesar Israel.[5]
ii.
Latar Belakang Rut
Rut adalah seorang
perempuan saleh dari Moab menantu Naomi, seorang wanita Yehuda yang telah
ditinggal oleh suami dan kedua anak laki-lakinya ketika diam di Moab. Rut
adalah seorang teladan bagus tentang seorang asing yang datang untuk mengenal
Allah Israel melalui kontak dengan orang Israel. Ia sungguh membawa berkat bagi
keturunan Abraham, dan ia juga diberkati melalui mereka. Ia adalah leluhur
Daud, dan satu dari empat wanita, semua orang asing dalam silsilah Yesus
menurut catatan Matius.[6]
Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah
dengan seorang laki-laki Israel, kemudian suaminya meninggal. Ternyata Rut
percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan dia lebih suka setia kepada mertuanya
Naomi daripada kembali ke bangsanya sendiri ketika suaminya meninggal.[7] Walaupun
Naomi menyuruh Rut untuk kembali ke negeri asalnya, Rut tetap tidak mau pergi
meninggalkan mertuanya, Naomi, tetapi dia bersikeras untuk mendampingi Naomi
kembali ke negeri asalnya.[8]
Rut menjadi seorang asing di negeri asal Naomi, di Yehuda Betlehem.
Rut hidup pada zaman hakim-hakim memerintah
atas bangsa Israel, setelah kematian Yosua dan sebelum adanya raja di Israel,
yaitu 2 abad setelah perang antara Moab dan Israel yang pertama dan 80 tahun
sebelum perang kedua, jadi diperkirakan sekitar abad ke-11 SM.
Rut diambil menjadi istri oleh Mahlon, salah seorang putra Elimelekh dan Naomi. Elimelekh, seorang Efrata dari suku Yehuda, membawa
keluarganya pindah dari Betlehem, Yudea, ke tanah Moab, sewaktu ada kelaparan di tanah
Israel. Keluarga Elimelekh terdiri dari
Naomi, istrinya, dan kedua putra mereka, Mahlon dan Kilyon. Setelah Elimelekh mati di tanah
Moab,
kedua putra itu mengambil perempuan-perempuan
Moab menjadi istri mereka. Kilyon terlebih dahulu menikah dengan Orpa, baru kemudian Mahlon menikahi Rut. Setelah 10 tahun berumahtangga, Mahlon
dan Kilyon mati, sehingga keluarga itu sekarang hanya terdiri dari Naomi,
dengan kedua menantu perempuannya, Orpa dan Rut. Walaupun suami-suami mereka
sudah meninggal, Orpa dan Rut tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu
mertuanya (Naomi) yang berbangsa Israel itu, dan rupanya selalu beribadah
kepada Tuhan.
III.
Nilai-Nilai
Teologis dan Aplikasi Pengalaman Rut pada Masa Sekarang
Kisah tentang
Rut terjadi di tengah-tengah
zaman kekerasan yang dikisahkan dalam
buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang
wanita Moab yang menikah dengan seorang
Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang
berbangsa Israel itu, dan selalu
beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari
antara sanak saudara mending suaminya.
Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut
menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan
kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah.
Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada
seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel.
Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Isi dari
Kitab Rut adalah:[9]
Pasal pertama,
berbicara tentang Rut datang ke Betlehem,
Pasal kedua,
berbicara tentang Rut bertemu dengan
Boas,
Pasal yang
ketiga, berbicara tentang Pendekatan
Rut dengan Boas,
Pasal yang keempat,
berbicara tentang tindakan penebusan Boas dan perkawinan Rut dan Boas.
i.
Nilai-Nilai Teologis
Meskipun
kitab ini tidak berkaitan secara langsung dengan masalah-masalah teologis,
karena berisikan kisah pribadi-priibadi tetapi terdapat penekanan teologis di
dalamnya yaitu providensi Allah baik terhadapa Israel maupun terhadap janji
Allah. Meskipun tidak terdapat percakapan langsung dengan Tuhan, tetapi tiga
nama Tuhan yang terdapat di dalamnya yaitu YHWH, Elohim dan Shadday dan
terdapat sumpah kudus dalam Rut 3:13 ‘demi Tuhan yang hidup’.[10]
Cerita
tentang kisah Rut memperlihatkan bimbingan Allah yang penuh rahmat dan
kehidupan keluarga tersebut. Pemeran utama dari drama itu adalah Allah sendiri
dan hadirat-Nya dalam cerita itu terlihat mulai dari keluhan Naomi,
"Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa
telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi,
tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu
menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang
Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku"
(Rut
1:20-21).[11]
Kitab
ini menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas peristiwa-peristiwa dalam kehidupan
orang percaya kepada-Nya. Allah sendirilah yang memberikan tempat perlindungan,
sehingga dengan siasat yang sederhana rencana perempuan tua dan perempuan muda
yang cantik tersebut dapat terlaksana.[12]
ii.
Aplikasi Dalam Kehidupan Masa
Sekarang
Imannya mengangkat dia dari kebanggaan kesukuan dan
kebangsaannya sendiri. Ia berkata kepada Naomi,” bangsamulah bangsaku”.
Kebanggaan kesukuan dan kebangsaan itulah suatu rintangan yang menyebabkan
Tuhan tidak bisa memakai kita. Kita terlalu terikat pada suku, bangsa dan
kebudayaan kita. Maka jika kita ingin dipakai Allah maka kita harus bisa
bersatu dimanapun kita berada, dalam suku apapun. Iman Rut melepaskan dia dari kepercayaan
dan agamanya yang sia-sia. Ia telah meninggalkan semua kepercayaannya kepada
takhayul, berhala-berhala dengan berkata kepada Naomi, “Allahmulah
Allahku”. Sekarang Rut percaya kepada
Allah Israel, pencipta langit dan bumi.[13]
Kitab Rut sangat berharga karena ajaran-bersifat
khas dan pelajaran-pelajaran praktis yang ada di dalamnya. Beberapa kebenaran
yang patut diperhatikan dengan harus dikumpulkan mencakup:[14]
1. Sama
seperti Boas menebus Rut, demikianlah juga Yesus Kristus, penebus kerabat yang
termasyur, dengan harga yang mahal telah menebus gereja dan menjadikannya
sebagai pengantin-Nya.
2. Keadaan
yang tak berpengharapan dari Rut orang bukan Yahudi itu mewakili semua orang
berdosa yang berada dalam keadaan tanpa harapan. Rut dibawa dari negeri
pembuangan lalu diberikan suatu tempat kehormatan.
3. Kisah
ini mengajarkan bahwa bahkan dalam lingkungan yang terburukpun ditemukan
orang-orang yang berhati mulia dan murni. Secara politis, peristiwa-peristiwa
ini terjadi selama masa suram di tanah Yehuda.
4. Pemeliharaan
Allah terhadap ciptaan-Nya diperlihatkan secara efektif. Walaupun boleh
dianggap bahwa nasib mujur telah membawa Rut ke ladang Boas, peristiwa ini
langsung berada dalam maksud Allah yang jelas.
5. Dalam
kitab ini dinyatakan kekuatan yang melampaui batas dan konsekuensi yang luas
dari dari pilihan-pilihan khusus. Tingkat kehidupan Rut dan Orpa berbeda jauh
sekali karena pilihan-pilihan yang mereka buat disepanjang jalan kehidupan. Rut
menemukan kebahagiaan dan perlindungan di Yehuda, sedangkan Orpa menjadi orang
yang tak berarti di Moab.
IV.
Kesimpulan
Melalui kisah Rut ini, menunjukkan bahwa Allah yang
ada dalam kisah Rut ini adalah Allah yang penuh kasih yang selalu menjaga dan
memelihara umat-Nya yang mau menyerahkan dirinya kepada-Nya. Di mana Allah
senantiasa melindungi keluarga Rut, Naomi, mertuanya yang sudah ditinggal oleh
suami dan anak-anaknya, dia tetap dipelihara Allah.
Melalui kisah ini kita dapat melihat tentang
keteguhan serta kedaulatan Allah yang senantiasa berlanjut dalam kisah Rut ini.
Di mana dalam kitab ini tokoh sendiri sadar akan kedaulatan Allah berkuasa atas
peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh sendiri. Keteguhan allah juga dapat
dilihat melalui kesetiaan Rut mengikut Tuhan dan komitmen dia untuk bergantung
kepada Allah.
[1]
David M. Howard, Kitab-Kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama,
(Malang: Gandum Mas, 2009), hal 154.
[2] David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1993), hal 59.
[3] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), hal 156.
[4] ________, Alkitab Edisi Studi,
(Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), hal 423.
[5] Ibid, hal. 423.
[6] David M. Howard, Kitab-Kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama,,
hal 154.
[7] Ibid, hal 58.
[8] Herlise Y. Sagala, Tafsir Kitab-Kitab Sejarah (Diktat),
(Bandung: Sekolah Tinggi Teologia Bandung, 2012), hal 36.
[9] Ibid, hal. 36.
[10] Ibid, hal 35.
[11] W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan
Sejarah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), hal 322.
[12] Ibid, hal 322.
[13] H.L. Senduk, Kristus Dalam Perjanjian Lama, (Jakarta:
Yayasan Bethel, ___), hal 83.
[14] L. Thomas Holdcroft, Kitab-Kitab Sejarah,(Malang: Gandum
Mas,1996) hal. 57.
Casino Site - Lucky Club Casino
BalasHapusWith the most luckyclub popular online casino, you'll have access to a great selection of games. From slot machines to table games, you can play casino games Rating: 4.3 · 100 votes