Rabu, 17 Oktober 2012

Profil Rut


I.              Pendahuluan

Rut adalah salah seorang tokoh dalam kitab-kitab sejarah. Rut ini bukanlah hanya nama tokoh dalam kitab sejarah melainkan sekaligus nama sebuah kitab dalam kitab-kitab sejarah. Kitab Rut ini terjadi pada masa pemerintahan para hakim-hakim, yaitu pada masa kemurtadan bangsa Israel kepada Tuhan yang mengakibatkan terjadinya kekacauan, peperangan dan penghukuman Tuhan. Melalui Kisah Rut ini kita melihat masih ada terjadi masa damai yang bebas dari gangguan musuh, dan kisah Rut ini terjadi pada masa damai tersebut.
Rut adalah seorang perempuan Moab yang begitu menyayangi mertuanya, di mana ketika suami  dan anak-anak Naomi meninggal, Rut tidak mau meninggalkan dia, tetapi dia selalu setia menemani mertuanya, Naomi. Walaupun Naomi menyuruh Rut untuk kembali ke daerah asalnya dan meninggalkan Naomi, tetapi dia tidak mau meninggalkannya.
Dalam paper ini, penulis akan mencoba untuk menjelaskan tentang latar belakang dari seorang yang bernama Rut, apa yang dialami Rut dalam kehidupannya dan bagaimana dia menghadapi masalah dalam kehidupannya, serta bagaimana kita mengaplikasikan apa yang dialami Rut tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

II.           Latar Belakang Rut

Kisah tentang   Rut  terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan  dalam buku  Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang  Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan  kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu,  dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah  ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara  mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut  menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar. Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Bencana kelaparan memaksa Elimelekh dan istrinya Naomi untuk pergi dari rumah mereka di Israel menuju negeri Moab. Elimelekh meninggal dan Naomi ditinggalkan dengan ke dua orang puteranya, yang kemudian menikah dengan dua gadis Moab, yaitu Orpa dan Rut. Setelah itu, ke dua puteranya meninggal dan Naomi hidup sendiri bersama Orpa dan Rut di tanah asing. Saat perjalanan pulang ke Betlehem, Orpa kembali kepada orang tuanya, tetapi Rut berketetapan hati untuk tinggal bersama Naomi. Ini adalah sebuah kisah tentang kasih, komitmen, dan pengabdian yang indah ketika Rut berkata kepada naomi, “kemanapun engkau pergi aku akan pergi, dan kemanapun engkau tinggal aku akan tinggal” (1:16). Rut akhirnya menikah dengan seorang pria kaya bernama Boas, yang kemudian melahirkan seorang putera bernama Obed yang merupakan kakek Daud. Kesetiaan Rut yang teruji mendapatkan upah seorang suami yang baru, seorang putera, dan sebuah posisi terhormat dalam silsilah garis keturunan raja, yaitu Yesus Kristus.
Secara historis, kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu keluarga Israel pada zaman para hakim. Secara geografis, latar belakang 18 ayat pertama kitab ini adalah di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab ini terjadi dekat atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu  Hagiographa (“Tulisan-Tulisan Kudus”). Tiap-tiap tulisan ini dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen, kitab ini biasanya dibaca pada Hari Raya Panen.
Karena kitab ini hanya merunut keturunan Rut sampai Raja Daud (Rut 4:21-22), mungkin sekali kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Penulis kitab ini tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, sekalipun tradisi Yahudi (mis. Talmud) menyebutkan Samuel sebagai penulisnya.
Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada masa itu.[1]
Rut merupakan salah satu kitab dalam perjanjian lama dan sekaligus nama penulis dan salah satu nama seorang tokoh dalam perjanjian lama. Kisah Rut merupakan suatu kisah yang sangat menarik untuk direnungkan. Mengapa saya katakan demikian? Karena kisah Rut ini merupakan suatu kisah yang menggugah hati, di mana kisah ini menceritakan tentang seorang asing yang tinggal di daerah asing dan bisa bertahan hidup di sana.



i.          Latar Belakang Kitab Rut
Kitab Rut merupakan tambahan kepada kitab hakim-hakim, yang melengkapinya dari dua segi. Pertama dari kitab hakim-hakim kita mendapat kesan tentang hidup peperangan dan kejahatan, dan kitab Rut menunjukkan bahwa ada juga kehidupan yang aman dan sentosa pada zaman hakim-hakim. Kedua, dalam kitab hakim-hakim ditunjukkan bahaya pernikahan dengan orang-orang di Palestina yang menyembah berhala. Dalam hal ini kitab Rut menekankan bahwa bahaya itu bukanlah soal suku atau ras. [2]
Kitab Rut memberi keterangan mengenai keturunan Daud yang berasal dari seorang perempuan Moab. Relasi antara orang Israel dan orang Moab kurang baik, hanya dimasa dahulukala ada relasi persaudaraan antara kedua bangsa ini.[3] Karena itu penulis kitab ini yang hidup pada masa sesudah pembuangan di Babylon, dan dengan sadar menghubungkan raja Daud dengan Rut, orang Moab itu, dengan maksud untuk memberikan protes terhadap orang Moab, yang menurut Ulangan dan Nehemia tidak bolah masuk ke dalam jemaat Yehuda.
Kisah Rut ini menceritakan sejumlah peristiwa yang terjadi pada zaman hakim-hakim, suatu periode sekitar 200 tahun sebelum Daud menjadi raja Israel pada tahun 1000 SM. Beberapa Istilah dan adat istiadat orang Ibrani yang disebut dengan kisah Rut berasal dari zaman ini. Akan tetapi beberapa istilah dan peraturan yang disebutkan di dalamnya berasal dari waktu yang jauh lebih kemudian kira-kira tahun 250 SM. Dengan demikian kisah ini diperkirakan baru ditulis beberapa abad setelah peristiwa yang dituturkan terjadi.[4]
Kisah Rut ini dituliskan untuk umat Israel bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Allah mempergunakan orang Yahudi dan orang-orang dari bangsa lain untuk melaksanakan rencana-Nya di dunia. Rut bukian orang Israel melainkan orang Moab. Jaminan perlindungan dari keluarganya sendiri, ia lepaskan untuk hidup di Israel bersama dengan mertuanya, Naomi seorang janda israel yang kedua anak laki-lakinya telah meninggal. Ayat-ayat terakhir kisah ini menceritakan bagaimana Rut dan keturunanya menjadi nenek-moyang Daud, raja terbesar Israel.[5]

ii.          Latar Belakang Rut
Rut adalah seorang perempuan saleh dari Moab menantu Naomi, seorang wanita Yehuda yang telah ditinggal oleh suami dan kedua anak laki-lakinya ketika diam di Moab. Rut adalah seorang teladan bagus tentang seorang asing yang datang untuk mengenal Allah Israel melalui kontak dengan orang Israel. Ia sungguh membawa berkat bagi keturunan Abraham, dan ia juga diberkati melalui mereka. Ia adalah leluhur Daud, dan satu dari empat wanita, semua orang asing dalam silsilah Yesus menurut catatan Matius.[6]
Rut  adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang laki-laki Israel, kemudian suaminya meninggal. Ternyata Rut percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan dia lebih suka setia kepada mertuanya Naomi daripada kembali ke bangsanya sendiri ketika suaminya meninggal.[7] Walaupun Naomi menyuruh Rut untuk kembali ke negeri asalnya, Rut tetap tidak mau pergi meninggalkan mertuanya, Naomi, tetapi dia bersikeras untuk mendampingi Naomi kembali ke negeri asalnya.[8] Rut menjadi seorang asing di negeri asal Naomi, di Yehuda Betlehem.
Rut hidup pada zaman hakim-hakim memerintah atas bangsa Israel, setelah kematian Yosua dan sebelum adanya raja di Israel, yaitu 2 abad setelah perang antara Moab dan Israel yang pertama dan 80 tahun sebelum perang kedua, jadi diperkirakan sekitar abad ke-11 SM.
Rut diambil menjadi istri oleh Mahlon, salah seorang putra Elimelekh dan Naomi. Elimelekh, seorang Efrata dari suku Yehuda, membawa keluarganya pindah dari Betlehem, Yudea, ke tanah Moab, sewaktu ada kelaparan di tanah Israel.  Keluarga Elimelekh terdiri dari Naomi, istrinya, dan kedua putra mereka, Mahlon dan Kilyon. Setelah Elimelekh mati di tanah Moab,  kedua putra itu mengambil perempuan-perempuan Moab menjadi istri mereka. Kilyon terlebih dahulu menikah dengan Orpa, baru kemudian Mahlon menikahi Rut. Setelah 10 tahun berumahtangga, Mahlon dan Kilyon mati, sehingga keluarga itu sekarang hanya terdiri dari Naomi, dengan kedua menantu perempuannya, Orpa dan Rut. Walaupun suami-suami mereka sudah meninggal, Orpa dan Rut tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya (Naomi) yang berbangsa Israel itu, dan rupanya selalu beribadah kepada Tuhan.

III.        Nilai-Nilai Teologis dan Aplikasi Pengalaman Rut pada Masa Sekarang

Kisah tentang   Rut  terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan  dalam buku  Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang  Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan  kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu,  dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah  ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara  mending suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut  menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
  Isi dari Kitab Rut adalah:[9]
Pasal pertama, berbicara tentang Rut datang ke Betlehem,
Pasal kedua, berbicara tentang  Rut bertemu dengan Boas,
Pasal yang ketiga, berbicara tentang Pendekatan Rut dengan Boas,
Pasal yang keempat, berbicara tentang tindakan penebusan Boas dan perkawinan Rut dan Boas. 

i.      Nilai-Nilai Teologis
Meskipun kitab ini tidak berkaitan secara langsung dengan masalah-masalah teologis, karena berisikan kisah pribadi-priibadi tetapi terdapat penekanan teologis di dalamnya yaitu providensi Allah baik terhadapa Israel maupun terhadap janji Allah. Meskipun tidak terdapat percakapan langsung dengan Tuhan, tetapi tiga nama Tuhan yang terdapat di dalamnya yaitu YHWH, Elohim dan Shadday dan terdapat sumpah kudus dalam Rut 3:13 ‘demi Tuhan yang hidup’.[10]
Cerita tentang kisah Rut memperlihatkan bimbingan Allah yang penuh rahmat dan kehidupan keluarga tersebut. Pemeran utama dari drama itu adalah Allah sendiri dan hadirat-Nya dalam cerita itu terlihat mulai dari keluhan Naomi, "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku"
(Rut 1:20-21).[11]
Kitab ini menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas peristiwa-peristiwa dalam kehidupan orang percaya kepada-Nya. Allah sendirilah yang memberikan tempat perlindungan, sehingga dengan siasat yang sederhana rencana perempuan tua dan perempuan muda yang cantik tersebut dapat terlaksana.[12]

ii.    Aplikasi Dalam Kehidupan Masa Sekarang
Imannya mengangkat dia dari kebanggaan kesukuan dan kebangsaannya sendiri. Ia berkata kepada Naomi,” bangsamulah bangsaku”. Kebanggaan kesukuan dan kebangsaan itulah suatu rintangan yang menyebabkan Tuhan tidak bisa memakai kita. Kita terlalu terikat pada suku, bangsa dan kebudayaan kita. Maka jika kita ingin dipakai Allah maka kita harus bisa bersatu dimanapun kita berada, dalam suku apapun. Iman Rut melepaskan dia dari kepercayaan dan agamanya yang sia-sia. Ia telah meninggalkan semua kepercayaannya kepada takhayul, berhala-berhala dengan berkata kepada Naomi, “Allahmulah Allahku”.  Sekarang Rut percaya kepada Allah Israel, pencipta langit dan bumi.[13]
Kitab Rut sangat berharga karena ajaran-bersifat khas dan pelajaran-pelajaran praktis yang ada di dalamnya. Beberapa kebenaran yang patut diperhatikan dengan harus dikumpulkan mencakup:[14]
1.      Sama seperti Boas menebus Rut, demikianlah juga Yesus Kristus, penebus kerabat yang termasyur, dengan harga yang mahal telah menebus gereja dan menjadikannya sebagai pengantin-Nya.
2.      Keadaan yang tak berpengharapan dari Rut orang bukan Yahudi itu mewakili semua orang berdosa yang berada dalam keadaan tanpa harapan. Rut dibawa dari negeri pembuangan lalu diberikan suatu tempat kehormatan.
3.      Kisah ini mengajarkan bahwa bahkan dalam lingkungan yang terburukpun ditemukan orang-orang yang berhati mulia dan murni. Secara politis, peristiwa-peristiwa ini terjadi selama masa suram di tanah Yehuda.
4.      Pemeliharaan Allah terhadap ciptaan-Nya diperlihatkan secara efektif. Walaupun boleh dianggap bahwa nasib mujur telah membawa Rut ke ladang Boas, peristiwa ini langsung berada dalam maksud Allah yang jelas.
5.      Dalam kitab ini dinyatakan kekuatan yang melampaui batas dan konsekuensi yang luas dari dari pilihan-pilihan khusus. Tingkat kehidupan Rut dan Orpa berbeda jauh sekali karena pilihan-pilihan yang mereka buat disepanjang jalan kehidupan. Rut menemukan kebahagiaan dan perlindungan di Yehuda, sedangkan Orpa menjadi orang yang tak berarti di Moab.

IV.        Kesimpulan

Melalui kisah Rut ini, menunjukkan bahwa Allah yang ada dalam kisah Rut ini adalah Allah yang penuh kasih yang selalu menjaga dan memelihara umat-Nya yang mau menyerahkan dirinya kepada-Nya. Di mana Allah senantiasa melindungi keluarga Rut, Naomi, mertuanya yang sudah ditinggal oleh suami dan anak-anaknya, dia tetap dipelihara Allah.
Melalui kisah ini kita dapat melihat tentang keteguhan serta kedaulatan Allah yang senantiasa berlanjut dalam kisah Rut ini. Di mana dalam kitab ini tokoh sendiri sadar akan kedaulatan Allah berkuasa atas peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh sendiri. Keteguhan allah juga dapat dilihat melalui kesetiaan Rut mengikut Tuhan dan komitmen dia untuk bergantung kepada Allah.




[1] David M. Howard, Kitab-Kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2009), hal 154.
[2] David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), hal 59.
[3] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), hal 156.
[4] ________, Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), hal 423.
[5] Ibid, hal. 423.
[6] David M. Howard, Kitab-Kitab Sejarah Dalam Perjanjian Lama,, hal 154.
[7] Ibid, hal 58.
[8] Herlise Y. Sagala, Tafsir Kitab-Kitab Sejarah (Diktat), (Bandung: Sekolah Tinggi Teologia Bandung, 2012), hal 36.
[9] Ibid, hal. 36.
[10] Ibid, hal 35.
[11] W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), hal 322.
[12] Ibid, hal 322.
[13] H.L. Senduk, Kristus Dalam Perjanjian Lama, (Jakarta: Yayasan Bethel, ___), hal 83.
[14] L. Thomas Holdcroft, Kitab-Kitab Sejarah,(Malang: Gandum Mas,1996) hal. 57.

1 komentar:

  1. Casino Site - Lucky Club Casino
    With the most luckyclub popular online casino, you'll have access to a great selection of games. From slot machines to table games, you can play casino games  Rating: 4.3 · ‎100 votes

    BalasHapus